Planes adalah film komedi olahraga animasi komputer 3D Amerika 2013 yang diproduksi oleh DisneyToon Studios dan dirilis oleh Walt Disney Pictures. Ini adalah spin-off dari waralaba Pixar, Cars dan film pertama trilogi Planes yang direncanakan.
Seperti kebanyakan film DisneyToon, film ini awalnya direncanakan akan dirilis sebagai film direct-to-video, tetapi dirilis pada 9 Agustus 2013 dalam format Disney Digital 3D dan RealD 3D. Sebuah sekuel, berjudul Planes: Fire & Rescue, akan mengikuti pada tahun 2014.
Di sini kemudian cerita bermula. Cars, merupakan film animasi buatan Pixar yang memang sangat menguntungkan. Walau filmnya sendiri dianggap tidak sebaik karya Pixar lainnya, namun toh universe Cars menghasilkan banyak uang untuk penjualan mainan dan berbagai merchandise lainnya. Dan kemudian, ada Cars 2, sekuelnya ditahun 2010, yang menurut saya adalah film Pixar yang paling buruk. Tapi tetap saja, segmen pasar Cars yang sangat children oriented membuatnya justru lebih terkenal di mata anak-anak dibandingkan....katakan saja Toy Story atau Finding Nemo.
Keberhasilan franchise Cars membuat Disney sebagai induk Pixar ingin terus meraup uang, tak peduli bagaimana kualitas filmnya. Hingga kemudian, Disney tanpa Pixar di awal September ini menghadirkan Planes. Dan ya, Planes ada di universe yang sama dengan Cars: dunia dimana kendaraan hidup, memiliki mata, dan bisa berkomunikasi layaknmenjalaya kita manusia. Jika Cars memfokuskan kepada kisah balapan di darat, maka Planes membidik lomba "Around in the World" antara para pesawat pembalap. Sesuatu yang membuat penulis hanya bisa berpikir, "Okelah kakak..."
Dusty Crophopper (Dane Cook) adalah sebuah pesawat pembasmi hama di ladang jagung, jauh di sebuah kota terpencil. Namun tinggal di kota terpencil tidak membuatnya menjalani hidup biasa saja, karena Dust bermimpi ingin menjadi pembalap dan mengikuti perlombaan mengelilingi dunia. Dibantu dengan truk sahabatnya, Chug (Brad Garret) dan Dottie (Teri Hatcher), Dusty mengikuti babak penyisihan. Dan walaupun secara fisik dia tidak diciptakan untuk menjadi pembalap, namun toh Dusty berhasil menjadi salah satu peserta. Dengan dibantu sebuah pesawat perang tua Skipper (Stacy Keach), Dusty berlatih dengan keras dengan mengandalkan seluruh kemampuannya yang terbatas dibandingkan dengan pesawat balap lain.
Di perlombaan sendiri, Dusty kemudian bertemu dengan banyak lawan yang sangat tangguh. Ada sang juara yang mengincar gelarnya yang keempat : Ripslinger (Roger Craig Smith), lalu pesawat cantik paling aerodinamis, Ishani (Priyanka Chopra), sang pesawat tangguh juara Inggris, Bulldog (John Cleese), dan pesawat balap indoor asal Meksiko El Chupacabra (Carlos Alazraqui) yang jatuh cinta pada Rochelle (Julia Louis-Dreyfus) asal Kanada. Ada begitu banyak rintangan yang menghalangi Dusty. Akankah dia berhasil melewatinya, dengan moto "Volo pro Veritas" yang bersemayam di hatinya?
Mengikuti cetakan Cars dan Cars 2, Planes memang berada di jalur yang sama dengan kedua film besutan Pixar tersebut. Jualannya memang sangat children oriented. Karakter-karakter yang ada dirancang dengan sangat lovable dan unyu. Dan seperti Cars yang memiliki Mater, ada karakter El Chupacabra yang sangat menyita perhatian dan mengocok perut dengan tingkahnya yang memang begitu konyol. Bagaimana dengan karakterisasinya? Kurang lebih sama dengan Cars, semua karakternya begitu sederhana dan sangat khas cerita anak-anak: ada yang baik dan jahat, dan dua sisi ini dimainkan dengan begitu jelas, bagaikan hitam dan putih, dengan beberapa karakter yang awalnya dibuat 'abu-abu gelap', yang kemudian dengan seiring berjalannya cerita berubah menjadi putih kembali.
Dengan tema from zero to hero, mau tidak mau membuat saya jadi membandingkan film ini dengan animasi keluaran Dreamworks terbaru, Turbo. Kedua tokohnya adalah sama-sama orang yang bermimpi untuk menjadi 'lebih' dari apa yang tubuh mereka miliki. Namun Turbo membawanya ke sisi instan yang cenderung sangat delusional dan konyol, sementara Planes membawanya lebih realistis dan saling bertahap. Beberapa terkadang terasa menurun dan agak sedikit membosankan, namun beberapa adegan balap benar-benar menegangkan. Dan terutama ending climax yang terasa begitu menghangatkan hati.
Klay Hall sebagai sutradara mungkin belajar banyak dari kegagalan Cars 2 kemarin, yang walaupun membawa penontonnya keliling dunia namun ceritanya berantakan. Planes jauh lebih rapi dan konsisten, dengan selingan banyak humor yang lucunya, walaupun film dan karakternya sangat children oriented, dialog-dialog yang ada terkadang terasa sangat 'dewasa'. Ada banyak sempilan-sempilan referensi yang mungkin membuat kita terbahak-bahak namun anak-anak hanya akan melongo (Flysenhower, hahahaha!). Seolah ingin membuat para orang dewasa yang datang menemani penonton junior juga ikut tertawa, walau tidak dengan ceritanya, setidaknya dengan dialog-dialog yang ada.
Dengan lagu-lagu yang sangat menghentak dan catchy dan juga sinematografi animasi yang begitu rapi dan indah, dengan efek 3D yang dalam seolah mengajak kita untuk turut berpetualang dengan Dusty, ini memang menjadi sebuah kekuatan terbesar dari Disney. Planes jelas-jelas adalah sebuah film alternatif underdog buat keluarga di era akhir film musim panas tahun ini. Dan ya, sampai di bulan September ini, sejajar dengan Monster University yang dirilis Pixar, menurut saya Planes adalah film animasi terbaik tahun ini.
Bahwa sesungguhnya kemenangan itu bukanlah saat kamu berhasil mencapai apa yang kamu inginkan. Kemenangan itu terletak pada proses pencapaian dan segala kerja keras yang dilakukan.
Bersemangatlah dan kejar mimpimu, Jelata!
0 komentar:
Posting Komentar